Potretkita.com Kota Bekasi, Puluhan wanita dari Gerakan Peduli Perempuan Kota Bekasi menggelar aksi demo sebagai respon terhadap kasus dugaan pencabulan dan asusila yang melibatkan calon Wakil wali kota Kota Bekasi, inisial (S).
Aksi ini berlangsung setelah laporan dari korban ke Polda Metro Jaya dan kemudian dilimpahkan ke Mapolres Metro Bekasi.
Koordinator Gerakan Peduli Perempuan, Tiana, menegaskan bahwa mereka mendesak agar pelaku yang juga merupakan calon pemimpin tersebut didiskualifikasi.
“Kami tidak mau Kota Bekasi dipimpin oleh pemimpin yang otaknya cabul,” ujarnya dengan tegas.
Dalam aksi yang dilakukan di tiga titik berbeda, yaitu Mapolres Kota Bekasi, Bawaslu Kota Bekasi, dan KPU Kota Bekasi, para pendemo menyuarakan penolakan terhadap calon pemimpin yang terlibat dalam tindakan asusila.
Di depan Bawaslu Kota Bekasi, Abdullah Muhammad mewakili Gerakan Peduli Perempuan menyampaikan empat tuntutan utama mereka
1.Menolak dan mendiskualifikasi Solihin dari kontestan Pilkada Kota Bekasi 2024.
2.Permintaan maaf terbuka dari pelaku kepada warga Kota Bekasi.
3.Evaluasi menyeluruh terkait kelayakan calon pemimpin.
4. Proses hukum pidana yang transparan dan terang benderang terkait laporan asusila.
“Tuntutan ini mencerminkan keinginan masyarakat untuk memiliki pemimpin yang tidak hanya kompeten, tetapi juga beretika dan menghargai perempuan, ” tegasnya.
Aksi ini merupakan bagian dari upaya masyarakat Kota Bekasi untuk memastikan bahwa pemimpin mereka tidak hanya memiliki visi dan misi yang baik, tetapi juga integritas yang tinggi.
Gerakan Peduli Perempuan Kota Bekasi terus berjuang agar suara mereka didengar dan agar tindakan asusila tidak dibiarkan begitu saja dalam konteks kepemimpinan daerah.
Komentar