Toleransi di Kota Bekasi: Begini kata Nyimas Sakuntala Dewi.

Kota Bekasi,potretkita.com – Aktivis senior Kota Bekasi, Nyimas Sakuntala Dewi dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menegaskan pentingnya mengenai toleransi di tengah masyarakat.

Dalam pandangannya, masalah toleransi tidak hanya menjadi hasil dari perjuangan dua pemimpin Kota Bekasi, yaitu M2 dan Pepen, tetapi harus menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan masyarakat dan pemerintah.

Perjuangan yang Belum Selesai

Nyimas menekankan bahwa perjuangan M2 dan Pepen dalam meletakkan dasar prinsip toleransi seharusnya tidak dianggap selesai.

“Toleransi merupakan fondasi dalam kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan yang harus terus dihidupkan dan dipertahankan oleh generasi penerus, ” jelas Nyimas.

Ia mengingatkan bahwa perjuangan menegakkan prinsip toleransi harus sejalan dengan upaya menegakkan Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa.

Tanpa adanya toleransi, Pancasila hanya akan menjadi jargon politik yang kehilangan makna. Oleh karena itu, implementasi nilai-nilai toleransi harus dipahami sebagai bagian integral dari usaha bersama untuk mempertahankan keutuhan bangsa.

Tantangan dalam Birokrasi

Nyimas juga menyoroti sikap intoleran yang ditunjukkan oleh beberapa oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Bekasi. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Bekasi, sebagai penerus M2 dan Pepen, telah gagal dalam membina aparaturnya.

“Sikap intoleran ini tidak hanya mencerminkan masalah dalam birokrasi, tetapi juga menjadi sinyal bahwa kondisi masyarakat Kota Bekasi saat ini tidak sepenuhnya baik, ” tegasnya.

Harapan untuk Masa Depan

Nyimas berharap agar situasi ini hanya menjadi riak menjelang hajatan Pilwalkot dan Pilkada Kota Bekasi, dan bukan indikasi dari masalah yang lebih besar. Ia menyerukan agar masyarakat dan pemerintah bekerja sama untuk menjaga dan menghidupkan sikap toleransi demi keutuhan bangsa dan negara.

Nyimas menyatakan bahwa perjuangan untuk menegakkan toleransi harus terus ,di implementasikan dalam kehidupan sehari hari menjadi budaya saling menghormati, menghargai agar bisa menjadi bagian dari identitas Kota Bekasi yang mencerminkan keberagaman dan kebersamaan.

” Itu menjadi tanggungung jawab semua mulai dari pimpinan paling atas sampai kebawah. apalagi untuk anak anak sekolah dinas pendidikan harus memahami.

“Dengan begitu, harapan akan masyarakat yang toleran dan harmonis bukanlah sekadar impian, tetapi dapat diwujudkan dalam realitas, “pungkasnya.
Imron R

Komentar