Upskill TB Diluncurkan, Harapan Baru Tangani TB Resisten Obat di Indonesia

Potretkita.com, JAKARTA – Yayasan Riset dan Pelatihan Respirasi Indonesia (RPRI) resmi meluncurkan Upskill TB, platform pembelajaran digital inovatif yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam menangani Tuberkulosis Resisten Obat (TB RO). Peluncuran berlangsung di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan beban TB RO tertinggi di dunia. Pada 2024, tercatat 12.128 kasus TB RO dari estimasi 30.000 kasus. Namun, hanya 9.573 pasien yang memulai pengobatan dengan tingkat keberhasilan baru mencapai 59 persen. Kondisi ini menunjukkan masih besarnya tantangan dalam penanganan TB RO di tanah air.

Terobosan penting dalam pengobatan TB RO adalah hadirnya regimen BPaL/M. Metode ini direkomendasikan WHO sejak 2022 dan mulai diimplementasikan di Indonesia pada Agustus 2023. Pengobatan dengan BPaL/M lebih singkat, hanya enam bulan, dengan jumlah pil lebih sedikit, tingkat kesembuhan lebih tinggi (sekitar 76 persen di Indonesia), serta efek samping lebih ringan.

Namun, penerapannya masih menghadapi berbagai kendala, mulai dari keterbatasan fasilitas, distribusi obat, hingga kesiapan tenaga medis. Di sinilah Upskill TB hadir untuk menjembatani kebutuhan pelatihan tenaga kesehatan secara merata, fleksibel, dan berbasis digital, termasuk bagi daerah terpencil.

“Selama bertahun-tahun, pasien TB RO harus menjalani pengobatan panjang dengan banyak efek samping, dan sering gagal sembuh. Dengan hadirnya regimen BPaL/M yang lebih singkat dan aman, serta didukung platform Upskill TB, kita dapat memberi akses pengobatan terbaik bagi pasien,” kata Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K), Direktur RPRI.

Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD, K-EMD, PhD, menilai langkah ini sejalan dengan transformasi kesehatan nasional.

“BPaL/M menghadirkan pengobatan lebih singkat, efektif, dan efisien. Dengan biaya lebih rendah, harapannya inisiatif ini mempercepat eliminasi TB resisten obat di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Sandeep Juneja, Senior Vice President of Market Access, TB Alliance, menyebut Upskill TB sebagai peluang besar untuk mempercepat akses pengobatan dan menyelamatkan ribuan nyawa pasien TB RO.

Dari sisi implementasi, dr. Triya Novita Diniahari, Ketua Tim Kerja Tuberkulosis dan ISPA, menegaskan kehadiran Upskill TB menjadi tonggak baru perjalanan panjang pengendalian TB di Indonesia.

“Kini peluang pasien untuk sembuh semakin besar dengan pengobatan lebih singkat dan akses pelatihan tenaga kesehatan yang lebih luas hingga pelosok negeri,” ujarnya.

Melalui platform ini, tenaga kesehatan dapat mengakses:

Pelatihan daring praktis yang bisa diikuti kapan saja.

Modul lengkap pengobatan BPaL/M.

Materi pembelajaran dari ahli TB nasional dan internasional.

Forum diskusi sejawat untuk memperkuat kolaborasi.

Inovasi Upskill TB diharapkan dapat memastikan pengobatan TB RO berlangsung merata, berkelanjutan, dan berkualitas di seluruh Indonesia. Dengan dukungan teknologi digital, akses terhadap layanan kesehatan diharapkan semakin inklusif, sehingga eliminasi TB resisten obat di Indonesia dapat tercapai lebih cepat.

Komentar